• Redaksi
  • Info Iklan
  • Kirim Tulisan
  • Daftar
Monday, March 27, 2023
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
narasikita.com
  • Home
  • Politik
  • Sejarah
  • Internasional
  • Celoteh netizen
  • Cerpen
  • Hiburan
  • Home
  • Politik
  • Sejarah
  • Internasional
  • Celoteh netizen
  • Cerpen
  • Hiburan
No Result
View All Result
narasikita.com
No Result
View All Result

Waspada, Indonesia Berpotensi Hilang dari Peta Dunia

Potensi hilangnya Indonesia dari peta dunia itu bukan isapan jempol belaka. Kenapa? Simak yuk!

oleh Aven Jaman
18/09/2019
di Celoteh netizen
0
Waspada, Indonesia Berpotensi Hilang dari Peta Dunia

Indonesia bakal hilang? (dok. Capture dari youtube.com)

40
SHARES
14
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum 1992, peta dunia masih diisi oleh negara dengan nama Yugoslavia. Negara ini merupakan persatuan dari beberapa etnis yang berhasil disatukan oleh salah satu pemimpin perjuangan rakyat Yugoslavia mengusir Nazi pada 1941, Yosip Bross Tito.

Pada 1943, tepatnya pada tanggal 29 September 1943 Yugoslavia resmi berdiri sebagai sebuah negara dengan nama Republik Sosialis Yugoslavia dengan presiden pertamanya adalah Tito. Pada 1944, terbentuk pula negara-negara bagian yaitu Serbia, Montenegro, Croatia, Macedonia, Slovenia dan Bosnia Harzegovina.

Di antara negara2 pecahan Yugoslavia tersebut, ada tiga yang linear dengan agama yang dianut mayoritas warganya: Serbia dengan Protestantisme, Croatia dengan Katoliknya dan Bosnia Herzegovina dengan Islamnya.

Tidak seperti Indonesia, Yugoslavia yang terdiri dari beragam etnis tersebut bersatu hanya karena figur seorang Tito. Makanya, begitu Tito meninggal, negara-negara bagian tadi rame-rame memilih merdeka jadi negara sendiri. Itulah yang terjadi pada 1992. Sejak saat itu pula Yugoslavia terhapuskan dari peta dunia. Yang ada kini negara-negara kecil pecahannya di semenanjung Balkan.

Indonesia beda. Meski memiliki kemiripan dengan Yugoslavia, yakni masyarakat yang majemuk dan punya figur pemimpin pemersatu dalam diri Soekarno, masih punya unsur plus yakni Sumpah Pemuda yang mana menjadi salah satu tonggak sejarah kemerdekaan bangsa ini. Ini yang membuat kita bisa beda sedikit dengan Yugoslavia.

Namun, keberadaan Sumpah Pemuda tidak serta-merta membuat kita terbuai dan merasa seolah baik-baik saja. Justru di Indonesia ini tantangannya berat sekali. Tak cuma beragam SARA-nya, negeri ini kaya akan potensi sumber kekayaan alam. Masih pula ditambah dengan fakta empiris kalau negara ini adalah negara kepulauan.

Baca Juga :

Kesal, Perantauan dari Indonesia Timur Mengancam Siap Perang Melawan Radikalis dan Rasis

Amerika (Neokapitalis) di Ambang Kehancuran, Hongkong dan Papua Pun Dibuat Bergolak

Papua, Belajarlah dari Timor Leste!

Nah, di dunia ini ada sekelompok manusia yang menjadikan konflik sebagai lahan bisnis. Mereka berdagang konflik. Jahatnya, pakai bendera kemanusiaan pula.

Terkesan mereka ini peduli dengan isu HAM, padahal sejatinya mereka pula yang ada di balik konflik tersebut walau bukan aktor utamanya. Sebab, dengan memelihara konflik, mereka masih punya bahan untuk ditodongkan ke Bank Dunia demi ngalirnya dana bantuan kemanusiaan lewat lembaga-lembaga yang mereka kelola.

Di sini di kita sini, saya tengarai ada peran lembaga2 nonprofit dan prodemokrasi tersebut. Saya lihat lembaga tersebut juga bermain di Hongkong kemarin. Bisa anda sekalian simak nanti bukti keterkaitan antara yang bermain di Papua dengan di Hongkong itu datang dari lembaga yang sama nanti di video2 dan foto yang saya sertakan nanti di link di bawah ini.

Jadi, salah satu motif keberadaan konflik di negeri kita adalah kepentingan lembaga-lembaga yang atas nama HAM tadi. Jangan anda heran apabila Veronika Koeman dijadikan tersangka kini, padahal dia ini aktifis HAM.

Namun, bukan itu satu-satunya. Berikut ini adalah kelompok2 yang memiliki alasan untuk menciptakan instabilitas republik ini, yakni:
1. Oligark Soeharto. Mantan kroni Orba yang privilesenya semasa Orde Baru berkuasa kini dicopot sampai tak punya akses lagi pada penjarahan atas kekayaan bumi pertiwi.
2. Amerika dan antek2nya yang tidak ingin Indonesia muncul sebagai kekuatan ekonomi baru dunia.
3. HTI/FPI dan simpatisannya. Mereka ini kan di negeri asalnya ideologi khilafah malah tidak laku. Organisasinya diberangus. Indonesia sebagai negara dengan pemeluk muslim terbesar dunia pun mau dijadikan basis perjuangan khilafah islamiyah. Eh, kini dinyatakan terlarang pula oleh pemerintahan Jokowi.
4. Koruptor. Keberadaan mental-mental maling di sejumlah instansi pemerintahan namun jadi tak berdaya akibat prinsip transparansi akuntabilitas publik yang dicanangkan pemerintahan Jokowi.

Nah, keberadaan fakta-fakta di atas, sudah sangat jelas sebetulnya tentang potensi perpecahan di negeri kita ini. Apabila kelompok2 tadi bersatu, bukan tak mungkin Indonesia pun akan hilang dari peta dunia karena terpecah-pecah jadi negara-negara pecahan. Atau, kalau pun masih ada, mungkin hanya akan meliputi Jawa, sebagian Sumatera plus Madura saja. Lainnya sudah lepas sendiri-sendiri.

Kita tidak mau bernasib seperti Yugoslavia, kan?

Catatan penulis: untuk mengecek apakah betul bahwa ada kesamaan antara aktifis pro demokrasi di balik rusuh demo di Hongkong dan Papua kemarin, sila diperiksa di alamat ini:

(*)

Catatan Redaksi: kolom Celoteh Netizen adalah kolom khusus dari Narasikita untuk menampilkan status-status di medsos netizen yang dirasa layak. Status-status tersebut tidak harus viral, tapi paling penting bersifat informatif dan edukatif.

 

Source: Pena Aven Jaman
Via: Pena Aven Jaman
Tags: IndonesiaNKRIHargaMati
Aven Jaman

Aven Jaman

"Santrine" Gus Dur, Gilain Sukarno, kadang "liar" seperti Sujiwo Tedjo, namun takut alami kematian macam Sartre dan Voltaire.

Berikutnya
Papua, Belajarlah dari Timor Leste!

Papua, Belajarlah dari Timor Leste!

My Tweets

Populer

  • Proficiat! Kementerian Kominfo Raih Digital Goverment Award 2023

    Proficiat! Kementerian Kominfo Raih Digital Goverment Award 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dramatis, Aksi Pembebasan PRT Asal NTT yang Dianiaya Majikannya di Jakarta Ini

    1590 shares
    Share 1590 Tweet 0
  • Ikut WSIS Forum 2023, Kominfo Tunjukkan Peduli Ruang Digital untuk Kaum Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memahami Isi SKB 2 Menteri Tentang Rumah Ibadah

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Siratkan Dirinya Bersih, Johnny Plate Harapkan Kasus Dugaan Korupsi BAKTI Kominfo Segera Tuntas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

© 2018 www.narasikita.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Sejarah
  • Internasional
  • Celoteh netizen
  • Cerpen
  • Hiburan

© 2018 www.narasikita.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Password Reset
Please enter your e-mail address. You will receive a new password via e-mail.