Sebelum berlangkah lebih jauh, saya persilakan dulu para narasian untuk menyimak tulisan saya terdahulu di : http://www.narasikita.com/menguak-skenario-konspirasi-di-balik-pencawapresan-sandi-uno/
Artikel itu sendiri belum selesai saya terbitkan kelanjutannya sebab saya menunggu sampai 5000x dishare baru pelan-pelan saya buka kelanjutannya dari hasil riset kecil-kecilan kami.
Namun begitu, saya juga terbuka pada teori kemungkinan lain soal ngebetnya Sandiaga Uno menjadi wapres untuk suatu saat jadi presiden.
Berikut ini analisa yang coba saya bikin khusus untuk para narasian guna memenuhi probabilitas bahwa ada teori lain tentang pencawapresan Sandi Uno. Cekidot yak!
Pertama-tama, narasian saya persilakan memutar ulang memori. Sejak 2015 Sandi sibuk wira-wiri di media mementaskan diri yang ternyata berujung pada pencalonannya sebagai gubernur DKI. Namun belakangan posisinya yang semula cagub berubah menjadi cawagub, posisi cagub diisi oleh Anies yang pecatan mendiknas.
Dalam perjalanan selanjutnya hingga kini, dilansir dari Kompas.com, tercatat bahwa Sandi mengeluarkan total dana 108M demi pemenangan kubu mereka. Anies sendiri tidak sampai 1 M.
“Semua sudah saya laporkan. Pre primary, sebelum resmi mendaftar, kurang lebih Rp 30 (miliar), terus putaran pertama Rp 62 (miliar) , dan yang terakhir Rp 16 (miliar) . Total segitu,” kata Sandi saat ditemui di rumah orang tuanya di Jalan Galuh II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2017).
Pertanyaannya, dana sebanyak itu, dihabiskan buat berkampanye namun dirinya harus puas menjadi wagub yang total gajinya “hanya” 6.72 juta per bulannya demi apa? (Lengkapnya mengenai gaji gub/wagub DKI simak di http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/17/02/24/olvrnj282-berapa-gaji-gubernur-dki-jakarta).
Demi menjawab itu, hal mutlak ialah melakukan penelaahan terhadap sepak terjang Sandi di hadapan publik senegeri ini.