Tentu bahwa ini bukan menertawakan ajakan ibadahnya, namun penjelasannya yang tidak masuk akal dan justru memperlemah niat baik itu sendiri. Bagaimana tidak, ibadah namun malah meniru pada manusia, bukan karena tuntunan Tuhan atau ajaran agama. Pun yang diikuti bukan sepenuhnya telah sukses dalam banyak segi perihidup dan berbangsa.
Sekali lagi, boleh dan sah-sah saja menjadikan orang, pejabat, atau pemimpin dari manapun menjadi rujukan kebaikan. Namun tentu yang proporsional dan benar dalam banyak segi, bukan hanya sedikit informasi yang masih sumir dijadikan pedoman.
Kesalahan pimpinan di dalam krisis Turki perlu juga dilihat, jangan hanya upaya yang sebenarnya pun tidak membawa dampak yang benar-benar sukses kog. Sepakat bahwa berserah pada Tuhan itu jlan keluar terbaik, namun ingat, bahwa usaha manusia juga penting dan harus seiring sejalan, bukan hanya melarikan diri kepada Tuhan, padahal itu adalah kesalahan manusiawi.
Jadi ingat, suatu hari mau mengadakan kegiatan di sebuah gedung baru. Hujan sangat deras, tempias dan talang yang ternyata tidak mampu menampung debit air, karena toh gedung baru, belum selesai sepenuhnya.
Semua sepakat memindahkan ke ruangan lama karena pertimbangan memang hujan masih akan datang lagi, mumpung masih ada waktu untuk itu, mengapa tidak. Ketua panitia mengatakan, kita tidak pindah, Tuhan akan menghentikan hujan. Dan memang hujan tidak berhenti. Ini bukan beriman, namun mencobi Tuhan.
Dalam kisah inspirasi, banyak kisah dan varian, suatu hari banjir, orang beriman sangat yakin Tuhan akan membantunya. Ia tetap tidak mau kalau bukan Tuhan yang menolongnya. Saat itu tetangganya lewat masih bisa dengan jalan agak susah, ia mau dibantu tetap tidak mau.
Air makin tinggi, kali ini petugas dari tim SAR datang dengan perahu karet, ia bersikukuh tidak mau, karena tim SAR bukan Tuhan. Air makin tinggi, dan hanya atap rumah yang bisa menjadi tempat berlindung agar tidak terbawa arus.
Kali ini regu penolong membawa helikopter dan menyerukan ini kesempatan terakhir, akan dijatuhkan tali dan tangga untuk menyelamatkannya. Ternyata, ia tetap tidak mau. Dan air tiba-tiba sangat deras datang dan menyapu rumah dan si keras kepala.
Ketika di surga ia protes pada Tuhan, Tuhan cuek saja dan mengatakan, Aku datang lebih dari tiga kali dan kamu tetap dengan keras kepalamu. Iman picikmu yang kamu kedepankan. “Kapan Tuhan membantu aku?” kamu ingta tetanggamu membantumu dan kamu tolak, tim sar dengan perahu karet dan helikopter, itu AKU, tahu kamu?” semua telah terlambat.
Tuhan itu datang dalam cara manusia, bukan dengan hal-hal yang abstrak yang manusia tidak bisa memahami. Tentu bukan juga mau menafikan karya Tuhan dengan hal yang ajaib, atau membuat kita melupakan Tuhan dalam hidup sehari-hari.
Cukup menarik alasan ibadah pagi yang bagus ini, sayangnya dimaknai dengan politis yang malah membuat tidak nyaman bagi pihak lain. Kecenderungan yang malah mengecilkan ibadah yang sejatinya bagus itu.
Kalau memang mau menyontoh Erdogan, apa tidak ngamuk, kalau menkeu itu Boby Nasution, menantu Jokowi? Hayo?
Gerakan ibadat ini sangat baik, bagus, dan perlu didukung. Mengapa tidak dengan alasan, biar makin religius, tidak mudah tergoda untuk maling, mencuri uang negara. Jelas ini lebih konkret dan benar, kontekstual tidak bisa dibantah nyatanya masih banyak aparat yang maling.
Biar kedisplinan lebih tinggi dengan datang lebih awal karena tidak telat bangun, kan sudah sholat subuh. Ini juga jelas lebih konkret dan kontekstual, lihat saja banyak pegawai telat kog.
Atau Palembang mulai macet, dengan gerakan ini, membuat pegawai berangkat lebih awal, sehingga membagi jam keberangkatan ke kantor. Ini jelas lebih realistis dan baik. Tidak ada tendensi politis dan bisa dijadikan bahan untuk berpolemik serta politis liar.
Ibadah yang idealnya karena Tuhan, bukan yang lain-lain. Sayangnya telah telanjur demikian, paling-paling akan membuat klarifikasi, ngeles, dan mengatakan ah bukan demikain maksudnya, itu kan hanya contoh dan sebagainya.
Sebagai upaya baik memang patut mendapatkan apresiasi dan dukungan, namun ketika niat baik itu ditumpangi keinginan dan motivasi lain, perlu juga diluruskan, apalagi ini menyangkut sebuah kehidupan bersama.
Salam