Seminggu silam, publik dihebohkan oleh data Presiden Jokowi yang berhasil dicuri melalui aplikasi Peduli Lindungi. Seketika publik pun meragu akan keamanan aplikasi tersebut dalam melindungi data pengguna. Tidak sedikit yang menyoal kinerja Menteri Kominfo Johnny Plate dalam mengawal aplikasi tersebut contohnya ini.
Meski salah sasaran, setidaknya akibat menyoal Menteri Kominfo atas insiden bocornya data vaksinasi Presiden melalui akses terhadap PeduliLindungi, aplikasi itu akhirnya kini benar-benar ditangani oleh Kominfo.
Sebelumnya, meski tercatat sebagai milik Kominfo di Apple Store dan Playstore Google, Peduli Lindungi sebetulnya bukan milik negara. Disebut demikian karena aplikasi tersebut saat itu dimiliki oleh Admedika, sebuah perusahaan yang ada di bawah Telkomsel.
Keberadaan Admedika di bawah Telkomsel sendiri juga menimbulkan salah paham bahwa seolah perusahaan itu adalah bagian dari BUMN. Banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa bahkan Telkomsel sekalipun, bukanlah BUMN. Yang BUMN adalah Telkom, induk dari Telkomsel. Sementara Admedika adalah anak usaha dari Telkomsel.
Maka, jika ada yang mengira PeduliLindungi adalah milik negara, sampai setidaknya tanggal 28 Agustus yang lalu, jelas keliru. Bahwa negara memasrahkan peta persebaran wabah Covid pada Admedika melalui aplikasi besutan mereka yakni PeduliLindungi, bisa saja benar. Namun kalau mengira bahwa Peduli Lindungi milik negara, jelas salah.
Kekeliruan pemahaman masyarakat akan Peduli Lindungi diperparah oleh fakta bahwa di App Store dan Playstore, aplikasi itu tercatat dimiliki Kominfo. Padahal faktanya tidak demikian. Kominfo sampai tercatat sebagai pemilik Peduli Lindungi di App Store dan Playstore justru karena Admedika selaku pemilik bukanlah perusahaan milik negara. Sementara pada kedua platform tersebut (Apple dan Google), sebuah aplikasi yang berkaitan dengan Covid mesti tercatat atas nama negara.
Ini sih memang menjadi teka-teki, mengapa bukan KemenBUMN yang tercatat sebagai pemilik? Toh Admedika ada di bawah genealogi KemenBUMN, di mana KemenBUMN memiliki Telkom, Telkom lalu memperanakusahakan Telkomsel, Telkomsel lalu memperanakusahakan Admedika. Diduga, karena Kominfo adalah kementerian yang mengurusi dunia digital, tapi karena Admedika bukan milik negara maka Kominfolah yang diberi mandat sebagai pemilik PeduliLindungi di App Store dan Playstore. Entahlah.
Peduli Lindungi Kini Benar-benar Dimiliki Kominfo?
Sekarang semoga sudah jelas bahwa semula Peduli Lindungi bukanlah milik Kominfo. Namun, akibat polemik seputar bocornya data vaksinasi Presiden Jokowi, Peduli Lindungi pun jadi sorotan. Imbasnya Kominfo ikut disorot akibat namanya tercantum sebagai pemilik di App Store dan Playstore Google.
Imbas dari polemik itu, kini Peduli Lindungi benar-benar dimiliki oleh Kominfo. Tepatnya sejak 28 Agustus 2021.

Dan, apa yang dilakukan Johnny Plate selaku Menkominfo kemudian di hari itu tidak tanggung-tanggung. Semua data pada aplikasi Peduli Lindungi seketika dimigrasikannya pada Pusat Data Nasional (PDN). Hal ini diketahui dari pers rilis (3/9/2021) yang dibuat bersama antara Kominfo, BSSN dan beberapa instansi terkait di sini.
Guru Besar Unair Henry Subiakto melalui akun Twitter miliknya @henrysubiakto sampai membuat cuitan terkait dipindahkannya data Peduli Lindungi yang tadinya ada pada Telkom ke Kominfo.
“Data Center Nasional mmg sdg dibangun, tp kominfo jg punya pusat data sementara yg selama ini dipakai untuk kepentingan pemerintah. Peduli Lindungi baru saja dipindahkan untuk diback up disitu. Jadi peduli lindungi itu buatan anak bangsa dan datanya ada di Indonesia,” demikian dia menulis.
Data Center Nasional mmg sdg dibangun, tp kominfo jg punya pusat data sementara yg selama ini dipakai untuk kepentingan pemerintah. Peduli Lindungi baru saja dipindahkan untuk diback up disitu. Jadi peduli lindungi itu buatan anak bangsa dan datanya ada di Indonesia. https://t.co/H4lfapDujl
— Henry Subiakto (@henrysubiakto) September 14, 2021
Dimiliki negara atau swasta, harusnya tidak penting untuk dibahas. Sebab yang paling penting adalah tujuan keberadaan aplikasi itu sendiri.
Terkait hal tersebut, Dante Saksono Harbuwono selaku Wakil Menteri Kesehatan kepada juru berita beberapa hari yang lalu mengaku kalau Peduli Lindungi kini efektif berhasil menjaring data keberadaan suspect.
“Kita berhasil menjaring kasus hitam [positif Covid-19 & kontak erat] 1.625 kasus,” demikian katanya seperti dikutip dari indonesiatech.id.
“Dari mereka yang tidak diketahui sebelumnya atau sudah diketahui sebelumnya menderita Covid-19 atau kontak erat tetapi mereka masih berkeliaran di jalan,” lanjutnya.
Pengakuannya tersebut secara tak langsung mengonfirmasikan bahwa sejak diurus oleh Kominfo, Peduli Lindungi efektif melacak keberadaan penderita Covid.