Sebagai sebuah roda kehidupan yang hadir karena kemajuan teknologi, dunia digital sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia di dunia saat ini.
Sebagai sebuah kehidupan tentunya banyak pihak yang beraktifitas disana. Dari yang berniat mencari ilmu, teman, rejeki, termasuk juga yang ingin melakukan kejahatan di dunia digital.
Dunia digital bisa dikatakan sebagai dunia tanpa batas dan kejahatannyapun bisa terjadi lintas negara (transnational).
Dengan sifatnya yang seperti itu maka penanganan dan pencegahan kejahatan digital juga haruslah dilakukan lintas negara.
Seperti yang sudah terjadi di banyak negara termasuk Indonesia, pencurian data dan kejahatan siber lainnya dilakukan oleh pelaku yang tidak berada didalam negara tersebut, sehingga dengan hukum biasa, para pelaku tersebut susah untuk dijerat.
Karena itulah, forum G20 adalah forum yang tepat untuk melahirkan aturan global melawan kejahatan siber.
Semua negara bisa memberikan masukan sehingga aturan global tersebut tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku di semua negara di dunia.
Sebagai pemegang Presidensi G20, Johnny Plate mewakili Pemerintah Indonesia sudah menempatkan masalah ini sebagai prioritas agar dibahas dan bisa diputuskan bersama dalam forum G20.
Menkominfo Johnny G. Plate, dalam ajang Digital Economy Working Group (DEWG) beberapa waktu lalu, menyebutkan jika isu tersebut menjadi prioritas untuk mengatasi kejahatan siber atau cyber crime. Gugus tugas B20 Indonesia juga menjadikan soal kejahatan siber sebagai salah satu agenda prioritas. Gugus tugas merekomendasikan kebijakan antikorupsi, antipencucian uang, antiterorisme dan integritas antarnegara, untuk melindungi data pribadi dari kejahatan siber.
B20 sendiri lebih dikenal sebagai forum dialog antara komunitas bisnis global. B20 dibentuk pada 2010 dan melibatkan banyak perusahaan serta organisasi bisnis di dalamnya.
Dengan melibatkan kalangan bisnis sebagai insan yang ikut aktif dalam pertumbuhan ekonomi global, maka forum G20 akan lebih bisa membuat keputusan yang bisa dieksekusi dan dapat bermanfaat sesuai tujuannya.
Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi menambahkan, pembahasan dalam kerjasama antar negara G20 melalui pertukaran informasi, pengalaman, serta best practices dalam upaya mewujudkan ruang digital yang aman dan melindungi penggunanya. Kementerian Kominfo terus memberikan perhatian kepada berbagai jenis kejahatan siber, seperti serangan malware, ransomware, SQL Injection, phising, dan social engineering.
Apa yang diupayakan oleh Johnny Plate dan tim Kominfo sangatlah patut di apresiasi karena dengan komitmen global, pencegahan dan pemberantasan kejahatan digital akan menjadi lebih mudah dilaksanakan.
Yang tidak kalah penting adalah sosialisasi kepada masyarakat di negara masing-masing karena peran masyarakat dalam menciptakan keamanan digital sangatlah penting.
Kenyataan bahwa para penjahat dunia digital masih banysk yang belum bisa disentuh oleh hukum, tentunya harus menjadikan suatu pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah darurat guna mengantisipasi kejahatan digital sambil menunggu terbentuknya komitmen global.
Demi efektifnya komitmen global tentang keamanan digital tentunya G20 bisa bekerja sama dengan ITU (International Telecommunications Union), yaitu badan PBB yang mengurus telekomunikasi, teknologi informasi serta menghubungkan masyarakat di seluruh dunia.
Kerjasama antar negara, antar badan dunia pastinya akan membuat percepatan terbentuknya pengertian bersama serta bisa mewujudkan suatu aksi global untuk memelihara kehidupan digital seluruh masyarakat dunia secara baik.
Semoga dengan memegang Presidensi G20 saat ini, Indonesia melalui Kominfo dapat memimpin terjadinya kesepakatan dunia untuk bersama-sama dapat menghadapi dan juga mencegah segala kejahatan dunia digital dan menjadikan kehidupan digital masyarakat dunia menjadi lebih baik.
Bagaimana menurut teman-teman?
Sumber :