Digital Economic Working Group (DEWG) 2022, yang dikomandani oleh Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20, adalah forum yang diharapkan bisa memberikan akselerasi pertumbuhan ekonomi digital di semua negara di dunia.
Pembicaraan mengenai ekonomi digital yang telah diangkat oleh Indonesia ke tingkat working group menunjukkan perhatian Indonesia pada ekonomi digital yang terus tumbuh dengan sangat berarti.
Dengan adanya disrupsi teknologi dan didorong oleh adanya pandemi sekitar dua tahun ini, maka ekonomi digital adalah sebuah keniscayaan dari semua negara untuk tetap bisa menjalankan roda ekonomi masyarakatnya.
Tentunya untuk bisa masuk kedalam dunia digital, para pelaku harus memahami apa itu dunia digital?
Johnny Plate melalui Kemeninfo, yang mengetuai acara DEWG 2022, menyadari akan perlunya alat ukur pengetahuan digital, agar yang kurang bisa dibantu sehingga suatu saat seluruh dunia memahami dan mengerti serta bisa menjalankan ekonomi digital yang sudah terbukti banyak membantu pertumbuhan ekonomi sejumlah negara.
Alat ukur kemampuan dan literasi digital sangatlah perlu diwujudkan sehingga seluruh negara didunia punya alat ukur yang sama. Hal ini akan mendorong peraturan tentang dunia digital di setiap negara juga akan menjadi mirip, satu sama lainnya sehingga didalam kehidupan global, semua negara punya standar yang hampir sama, yang tentunya akan memudahkan transaksi ataupun kerjasama antar negara.
Indonesia melalui Kemeninfo berusaha melakukan penyusunan toolkit (alat ukur) ketrampilan dan literasi digital pada DEWG 2022.
“Tujuan toolkit ini sesuai dengan tema bekerja sama untuk transformasi digital yang lebih inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo, Hary Budiarto dalam keterangan tertulis, Kamis (19/5/2022).
Hal ini ia sampaikan saat memberikan pengantar dalam Lokakarya Perangkat untuk Mengukur Keterampilan Digital dan Literasi Digital di Yogyakarta, Kamis (19/5).
Tentunya partisipasi dari semua peserta DEWG ataupun pengalaman dan inisiasi terkait pengukuran ketrampilan dan literasi digital akan sangat berguna.
Hal itu jugalah yang didorong oleh Johnny Plate melalui Kemeninfo agar setiap delegasi bisa memberikan sumbang sarannya sehingga bisa dicapai satu bentuk metode pengukuran yang baku, yang bisa diaplikasikan di semua negara.
Johnny Plate sadar, sebagai negara pemegang Presidensi G20, Indonesia harus bisa mewujudkan fondasi bagi berjalannya ekonomi digital di seluruh dunia dengan baik, benar serta menghormati kedaulatan negara.
Apabila toolkit ketrampilan dan literasi digital ini dapat diwujudkan dalam DEWG 2022, maka ini akan menjadi suatu Legacy ataupun peninggalan yang sangat berarti yang diberikan oleh Indonesia kepada dunia, melalui Johnny Plate dan Kemeninfo.
Beruntunglah kita di Indonesia karena Presiden Jokowi dan dibantu oleh Menkominfo Johnny Plate, sangatlah menyadari pentingnya pembangunan infrastruktur digital sebagai fondasi kemajuan bangsa karena disrupsi teknologi yang telah terjadi.
Johnny Plate tidak hanya fokus menyiapkan infrastruktur tetapi pelatihan SDM bahkan beasiswa untuk belajar di universitas terbaik di dunia juga diberikan oleh Kemeninfo bagi mereka yang berminat dan layak mendapatkan.
Dalam kaitannya dengan Presidensi G20, Indonesia tentunya memikirkan juga banyak negara lain yang tidak seberuntung Indonesia.
Mereka harus dibantu agar kehidupan masyarakatnyapun bisa berkembang baik .
Dan bila toolkit untuk mengukur ketrampilan serta literasi digital bisa diwujudkan maka hal ini akan sangat berarti bagi negara yang membutuhkan bantuan ataupun negara ataupun institusi internasional yang ingin membantu .
Semoga hal yang sangat mendasar dan baik bagi gerak ekonomi ataupun kerja sama digital dunia ini, dapat terwujud dengan baik ketika Presidensi G20 dipegang Indonesia.
Bagaimana menurut teman-teman?
Salam Narasikita, Sis Duwur
Sumber :