Anda semua kalau lihat gambar ini, bukan tak mungkin akan punya bayangan yang sama: apabila Papua jadi merdeka, maka di Papua bakal dibangun pangkalan militer NATO.
Ini, apa disadari oleh warga Papua sendiri? Saya meragukannya. Malah mungkin yang ada justru warga Papua dibuat terbuai oleh gempuran berbagai janji sorga apabila berhasil merdeka. Hmmm…. Lagu lama…
Papua, sadarlah! Timur Tengah sdh luluh lantak, nasibnya gimana kini? Timor Leste juga, nasibnya gimana kini?
Tolong, bila kalian peduli dg nasib kalian sendiri, jgn percaya itu janji2 sorga. Lebih baik, biarkan Jokowi meneruskan komitmennya membangun Papua.
Jika tujuan Papua merdeka adalah kesejahteraan umum warga Papua, mengapa harus mau merdeka bila pemerintah RI skrg sudah beda dg yg dulu2 perlakuannya terhadapmu???

Timor Leste ya perlu dijadikan pelajaran. Tahun 2004-2006 aku di sana, membantu pelayanan Gereja Katolik di sana. Selama di sana, saya saksikan warga Timor Leste ga berubah malah cenderung ditendang keluar dr negerinya sendiri.
Mau tahu cara liciknya itu kapitalis global?
Tersebutlah sebuah bank namanya Banco Nasionalidade Ultramarinos (BNU). Bank ini kasih keleluasaan seluas2nya utk warga mengajukan pinjaman kredit dg syarat jaminkan sertifikat tanah.
PERHATIKAN! Ini negeri baru sj merdeka. Pekerjaan pokok warga belum ada yg benar2 tetap. Namun tergiur oleh tawaran kredit, rame2lah mereka minjem.
Giliran ngangsur, tebak, bisa apa engga? Ga bisalah. Tanah pun melayang jadi milik BNU. Warga jadi tamu atas tanah airnya sendiri. CATAT ya!

Sialnya, Indonesia ketiban dampak buruk. Para korban ga berdaya selain lari ke Indonesia. Kita terima warga TLS yg sudah tak punya aset di negerinya sendiri. Mereka menyelusup lewat jalur tikus utk nyeberang. Lainnya? Tetap di sana, tapi sdh tak punya tanah, numpang sana sini.
Inikah hasil dr kemerdekaan Timor Leste itu?
Kami waktu itu bergerilya memberikan pencerahan kepada warga. Yg sadar akan mekanisme jahat ini lalu memutuskan ga mau ajukan kredit. Kami bersama Gereja juga mengecam itu BNU. Entah nasibnya skrg itu bank.
Tapi paling parah ialah…
Sewaktu Mari Alcatiri jadi PM, sempat mau hapus pendidikan moral dan agama dr sekolah.
Kontan saja kami konsolidasi dg pihak gereja waktu itu. Pecahlah demo 20 Mei 2005. Mari Alkatiri akhirnya mundur setahun kemudian karena derasnya tekanan publik. Cek di google!
Saya ada di sana, ikut di barisan demonstran yang jumlahnya ribuan dari seluruh pelosok Timor Leste. Sy berangkat dari sub district Fohorem, bersama 2 truk angkut pasir, isinya total 100an warga yg protes penghapusan dua matpel itu dr sekolah.
Mau tahu tujuan penghapusan itu?
Biar warga TimLes tetap bodoh2, ga bisa bedakan mana baik mana buruk, ga tahu akan hak dan kewajibannya selaku warga negara.
Ujung2nya membeo saja di bawah kendali cecunguk2 dan boneka2 bikinan kapitalis tadi yg dilegalkan sbg pemimpin politis.
Papua mau begitu? Saya harap tidak.(*)
Catatan Redaksi: kolom Celoteh Netizen adalah kolom khusus dari Narasikita untuk menampilkan status-status di medsos netizen yang dirasa layak. Status-status tersebut tidak harus viral, tapi paling penting bersifat informatif dan edukatif.