Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel nomor urut 1 Haji Muhamad dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo akan fokus menanggulangi pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi dalam 100 hari pertama kerja jika terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel.
Hal ini disampaikan oleh Rahayu Saraswati dalam acara “Penyampaian Visi Misi Paslon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan 2020” yang diadakan oleh PWI dan SMSI Kota Tangsel Rabu 14 Oktober 2020.
“Muhamad-Saraswati akan fokus pada penanggulangan Covid-19 dengan vaksinasi Covid-19 secara gratis bagi seluruh warga Tangsel, mengolah limbah beracun Covid-19, mengaktifkan BPJS untuk semua rumah sakit di Tangsel, optimalisasi program promotif dan preventif untuk pencegahan Covid-19 di semua Puskesmas dan Rumah Sakit di Tangsel,” kata keponakan Menteri Pertahanan Prabowo.
“Pemulihan ekonomi melalui pelatihan, permodalan dan pendampingan UMKM, juga pengamanan jaring sosial melalui bantuan, kami akan menyiapkan bantuan Rp 100/RW/tahun dan insentif Rp 1 juta/RT/bulan, bantuan Modal Usaha Keluarga untuk Ketahanan Pangan Rp 5 Juta/KK bagi 50 ribu KK terdampak Covid19, menaikkan kompetensi dan kesejahteraan pendidik/guru honorer/pengajar/ustadz Rp.750.000/bulan, santunan Lansia Rp 500.000/bulan, menaikkan insentif dan asuransi bagi petugas kebersihan, taman dan Damkar dan subsidi Iuran Bulanan BPJS kepada 1,76% warga miskin Tangsel: 30.763 orang,” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra.
Pendidikan dan banjir juga menjadi prioritas program Muhamad-Saraswati.
“Untuk adik-adik yang belajar jarak jauh kami akan memasang ribuan titik internet gratis, ini juga bisa untuk UMKM. Karena sekarang sudah mulai musim hujan, kami akan memastikan Tangsel bisa bebas banjir dengan pembuatan 10.000 lubang biopori baru, perbaikan drainase dan saluran air serta membentuk petugas air.” Pungkas Rahayu Saraswati.
Sementara pasangannya Haji Muhamad Calon Wali Kota Tangsel mengulas soal alasan mengusung #TangseluntukSemua.
Mengapa Tangsel untuk Semua?
“Tangsel adalah kota dengan penduduk yang sangat beragam, baik dari segi etnik, ras, agama, budaya, profesi maupun latar belakang pendidikan. Karena itu Tangsel harus dirancang sebagai kota yang terbuka untuk semua warganya. Bukan untuk golongan tertentu. Bukan untuk keluarga tertentu. Bukan untuk kita. Bukan untuk mereka. Apalagi untuk kami. Tetapi Tangsel untuk Semua.” Kata mantan Sekda Tangsel itu.