
Kemendikbud Ristek Dikti beserta Kominfo memiliki tugas besar untuk menggenjot inovasi di berbagai provinsi yang belum optimal saat ini. Ada 5 provinsi yang memiliki nilai indeks inovasi terendah, di antaranya Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Maluku, Kalimantan Timur, dan Gorontalo.
Kelima provinsi tersebut masuk dalam kategori kurang inovatif hasil penilaian Indeks Inovasi Daerah tahun 2020. Sedangkan, masih terdapat 55 kabupaten dan 3 kota yang tidak dapat dinilai inovasinya.
Memang di satu sisi pemda kurang maksimal dalam melakukan pelaporan inovasi. Sering kali, pemda tidak memenuhi persyaratan yang diberikan, kendati daerah tersebut sejatinya memiliki berbagai terobosan kebijakan.
“Bisa jadi pemerintah daerah memiliki inovasi yang cukup banyak tapi tidak dilaporkan, atau bisa saja dilaporkan tapi tidak evidence based dan ditunjang data-data pendukung yang ada,” terang Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (Litbang Kemendagri), Agus Fatoni .
Dirinya menambahkan, bagi pemda yang memperoleh hasil skor indeks rendah diimbau untuk segera berbenah. Para kepala daerah diminta untuk melakukan langkah strategis dengan jajarannya, yakni dengan mensinergikan perangkat daerah untuk melahirkan inovasi. Di sisi lain, peran dan fungsi litbang daerah harus diperkuat untuk mendukung terobosan kebijakan melalui pengkajian dan penelitian.
“Kolaborasi dengan para aktor inovasi juga wajib dilakukan. Selain itu tiap perangkat daerah harus menumbuhkan budaya inovasi,” tutur Fatoni.
Nah, tampaknya pihak Kemendikbud Ristek Dikti beserta Kominfo perlu turun tangan untuk mendorong inovasi di daerah khususnya iptek. Padahal potensi SDM berlimpah. Sayang baik pemda masih belum memaksimalkan riset dan teknologi di wilayahnya.
Pemda harus pintar menggaet kerjasama dengan pihak swasta dan perguruan tinggi karena so pasti butuh investasi besar dalam menyediakan sumber daya (talenta, finansial, peralatan, pengetahuan dan teknologi).
Masalah-masalah klasik yang dihadapi Indonesia seperti lemahnya penegakan hukum terhadap hak kekayaan intelektual harus dibantu oleh pemda. Selain itu faktor penting lainnya adalah kurangnya anggaran riset. Ditambah lagi kualitas Pendidikan yang belum mumpuni.
Daerah saat ini kurang antisipatif dengan kebijakan perdagangan internasional. Menghadapi kompetisi global maka pemda haruslah responsif dan tak sekedar mengandalkan dari Pusat.
Jemput bolapemderintah daerha untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan Kemendikbud Ristek Dikti beserta Kominfo adalah wajib hukumnya. Kerjasama untuk peningkataan mutu pendidikan dan pengembangan ristek serta teknologi informasi seharusnya menjadi agenda dan prioritas utama pemerintah daerah.
Tantangan di era pandemi saat ini seharusnya mendorong pemangku kebijakan di daerah untuk menggenjot inovasi agar lebih kencang lagi. Dukungan politik dan kepemimpinan di daerah menjadi penentu kemajuan inovasi dan transformais di daerah.
Semangat untuk keluar dari zona nyaman dan melakukan terobosan harus menjadi mind set dan mentalitas utama jika ingin maju. Jika demikian maka ketergantungan kepada Pusat tak lagi menjadi isu.
Daya inovasi masyarakat di daerah apabila digenjot akan menjadi kunci terjadinya proses transformasi di berbagai provinsi yang inovasinya masih rendah.
Di satu sisi jika inovasi di daerah terus berkembang maka kita bisa melihat gelombang transformasi itu akan berdampak. Sekarang tinggal dikembalikan kepada para pemangku kebijakan baik di Pusat dan di daerah.
Saat ini pandemi dan disrupsi di era diigital menjadi kesempatan besar untuk melakukan nterobosan inovasi. Spirit inovasi itu idealnya dipupuk dari pendidikan dasar hingga tinggi.
Dukungan pemda secara maksimal tak hanya menyekolahkan atau memberikan bea siswa tapi memberi tempat dan peluang para peneliti daerah akan menjadi awal yang positif dan kondusif sehingga peneliti akan betah dan giat serta gencar melakukan inovasi.
Momen inovasi itu menjaid msif di daerah tak hanya menjadi kebanggaan provinsi atau daerah yang bersangkutan tapi pastinya bagi setiap anak negeri. Kita bisa pamer dana bangga serta flexing dalam pengertian positif memamerkan inovasi anak bangsa yan bisa diekspor atau jadi bagian dari konsumsi masyarakat global. Niscaya!
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4584560/ini-5-provinsi-dengan-indeks-inovasi-terendah-di-indonesia