Oleh: Andre Vincent Wenas
Terus terang, kita semua sudah muak dengan hipokrisi, terutama yang dilakukan para pejabat publik yang dipilih rakyat. Sudah berkhianat terhadap mandat rakyat, lalu terbongkar, toh masih juga cengengesan.
KPK gagal menangkap Harun Masiku dalam operasi tangkap tangan pada hari Rabu 8 Januari 2020 lalu. Sejak itu Harun Masiku tak jelas dimana keberadaannya. Ia sudah berstatus DPO (daftar pencarian orang). Fugitive, alias buronan.
Apa kabarnya kasus Harun Masiku? Halo KPK. Halo Kepolisian.
Di tengah prahara Covid19 atau virus Corona dimana hampir semua orang pakai masker, nampaknya bakalan makin sulit menemukan Harun Masiku. Jangan-jangan ia ada di tengah keramaian orang yang kemarin antre berdesakan saat operasi pasar Pemda. Bersembunyi di balik masker jangan-jangan ia lagi asyik ngantri beli jatah sembako murah.
Tidak ada kabar berita. Belum ada update lagi dari KPK, atau Kepolisian. Semua masih mingkem dibalik masker. Mumpung ada kunjungan Covid19, perburuan Harun Masiku pun belum kunjung rampung.
Kawan-kawan Harun Masiku separtai pun bungkam seribu bahasa. Tak mau ambil pusing, mungkin menganggap ini bukan urusan partai lagi. Seolah tidak ada tanggung jawab sosial politik terhadap skandal ini.
Sewaktu Hasto Kristiyanto ditanya oleh wartawan soal perkara ini, alih-alih menjawab, Hasto malah menyinggung soal warna baju yang ia kenakan saat pemeriksaan di KPK. “Baju saya saja putih, kan artinya serius dalam beracara, cukup,” kata dia 26 Februari lalu.
Kata-kata bersayap, khas politisi yang sedang terpojok. Bersayap yang makna katanya bisa terbang kemana-mana tak tentu arah.
Masker menutupi wajah. Peristiwa-peristiwa besar yang beruntun terjadi (Covid19, Jiwasarya, Asabri, dll) sepertinya jadi masker juga yang menutupi kasus Harun Masiku.
Betul bahwa kita sekarang sedang kerepotan melawan pandemi Corona. Namun jangan sampai pandemi ini menjadi tempat persembunyian atau kesempatan menghapus ingatan publik.
Kiranya sistem penegakkan hukum tetap disiplin menjalankan tugasnya. Ada atau tidak ada pandemi proses penegakkan hukum jalan terus. Segera temukan dan tangkap buronannya, ungkap tuntas dan selesaikan kasusnya. Lalu move-on!
Indonesia perlu mendewasakan diri dan naik kelas dalam kehidupan berpolitiknya. Politik sebagai urusan menyejahterakan masyarakat umum. Bukan politik semata soal kekuasaan dan konspirasi untuk menganeksasinya.
Tulisan ini diangkat sekedar sebagai upaya merawat ingatan publik. Juga sebagai sapaan bagi aparatus yang bertugas dan berkewajiban untuk menuntaskannya.
Ada tertulis di laman resmi KPK:
“Jakarta, 27 Januari 2020. Komisi Pemberantasan Korupsi memasukkan nama tersangka HAR (Politikus PDI Perjuangan) dalam Daftar Pencarian Orang. KPK menetapkan HAR sebagai tersangka sejak 9 Januari 2020 dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi terkait dengan penetapan anggota DPR RI Terpilih 2019-2024.
Sejak ditetapkan sebagai tersangka, KPK telah meminta HAR untuk menyerahkan diri dan kooperatif. Namun hingga siaran pers ini dipublikasikan, HAR belum juga menunjukkan itikad baik.
Sehingga sesuai dengan Pasal 12 Undang Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 30 Tahun 2002, KPK berwenang meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dalam perkara tindak pidana korupsi yang sedang ditangani.
Atas dasar itu, KPK memasukkan HAR ke dalam Daftar Pencarian Orang sejak 17 Januari 2020.
HAR diduga memberi sejumlah uang kepada tersangka WSE yang merupakan Komisioner KPU melalui salah seorang staf di DPP PDIP sebesar Rp850 juta. Uang ini diduga untuk membantunya menjadi Anggota DPR RI Pengganti Antar Waktu menggantikan Nazarudin Kieman yang meninggal sebelum Pemilihan Umum dilakukan…dst.”
Masyarakat luas masih menaruh harapan. Di tengah prahara pandemi Corona ini, Harun Masiku diharapkan bisa ditemukan dan dalam keadaan sehat walafiat juga. Agar ia berkesempatan untuk bisa menjadi justice-collaborator.
Membongkar semua tabir kepalsuan. Membuka masker-masker hipokrisi yang selama ini menutupi wajah asli.
22/03/2020
Sekjen Kawal Indonesia – Komunitas Anak Bangsa