Hukum sepertinya bukan lagi pengikat kesamaan kita dalam bernegara. Terbaru, kembali hukum jadi tontonan miris senegeri tentang perlakuannya yang tidak adil: Grace Natalie. Antara hak dan kewajibannya selaku warga negara di mata hukum dipermainkan dengan enteng. Entah pihak mana yang bermain di sini, yang jelas pada lembaran sejarah bangsa bakal tercatat kisah pilu yang dialaminya.
Coba lihat keanehan dalam kasusnya! Grace Natalie, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini, sebelumnya jadi korban pelecehan seksual, fotonya diedit dengan foto telanjang. Dia dimaki pelacur dan kata-kata kotor serta pembunuhan karakter lainnya.
Tapi herannya, kini Grace Natalie malah diperiksa dengan sebuah laporan yang datang belakangan dengan tuduhan penistaan agama. Publik jadi bertanya, sudah sedemikian lemahkah negara ini melindungi warganya dari kejahatan dan pelecehan seksual?
Karena menjadi korban pelecehan seksual, Grace Natalie melalui kuasa hukumnya Muannas Alaidid melaporkan beberapa akun yang memfitnahnya ke polisi PSI Laporkan Akun Medsos yang Lecehkan Grace Natalie pada hari Rabu (14/11).
http://m.liputan6.com/news/read/3692159/psi-laporkan-akun-medsos-yang-lecehkan-grace-natalie
Tapi hari ini, Kamis 22 November, Grace Natalie justru dipanggil polisi untuk kasus yang lain. Sekjen Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Zulkhair, Jumat (16/11) melaporkan Grace Natalie terkait tuduhan penodaan agama. PPMI didampingi kuasa hukum Eggi Sudjana.
Grace Natalie Dilaporkan PPMI (16/11)
Kejanggalan Perlakuan Hukum untuk Grace
Aneh benar! Laporan PPMI ini dipercepat untuk diproses, sementara laporan Grace Natalie terkait beberapa akun yang memfitnahnya (14/11) di mana Grace menjadi korban fitnah dan hoax, disebut “pelacur” dll malah tidak ada kabar prosesnya.
Mengapa laporan atas Grace Natalie soal tuduhan penodaan agama malah dipercepat dan diprioritaskan daripada laporan Grace Natalie yang ia menjadi korban pelecehan seksual dan fitnah?
Mengapa proses hukum di negeri ini tidak berpihak kepada perempuan dan korban? Setelah kasus Baiq Nuril, Meliana, dll., di mana proses hukum tidak berpihak pada korban kini sepertinya target selanjutnya adalah Grace Natalie.
Akankah kita biarkan?
Siti Marhamah
Dukungan Netizen
Apa yang dialami bangsa ini akhir-akhir ini terkait perlakuan hukum rupa-rupanya sudah di titik nadir. Wajar apabila para pengguna medsos yang masih punya nurani akan kelangsungan bangsa pada beramai-ramai memberikan dukungan untuk Grace. Cukuplah Meliana dan Baiq Nuril yang menjadi kisah pilu. Grace jangan sampai alami nasib yang sama buruknya oleh perlakuan hukum yang tidak adil.
Bukan karena dia ketua umum sebuah parpol namun karena kita perlu menghentikan pemandangan miris akibat perlakuan hukum yang tidak berpihak pada korban.
Untuk itu, salut buat netizen yang peduli. Beberapanya kami sebutkan di bawah ini.
Tolak Perda Syariah & Injil!
Tolak Disintegrasi Bangsa!
Perkokoh Bhinneka Tunggal Ika!
Salam Solidaritas!#GraceAdalahKami#JanganSuriahkanIndonesia@grace_nat @psi_id pic.twitter.com/krKfxUk456— walder_t (@walder_t) November 22, 2018
Pancasila menjamin kita semua untuk hidup berdampingan dalam keberagaman. Tidak ada hal lain yang bisa mempersatukan Kita semua selain Pancasila. Kami ANTI INTOLERANSI. Kami bersama @grace_nat untuk memperjuangkan itu. #GraceAdalahKami pic.twitter.com/yAJunofsXq
— Dr. Stevanus (@stevchrist) November 22, 2018
Udah banyak kajian kebijakan & akademik yg membuktikan bhw kebanyakan perda agama berdampak diskriminatif. Nah @psi_id sbg partai baru yg sjk awal mengusung platform anti korupsi & intoleransi ditegaskan kembali o/ sis @grace_nat sbg ketumnya utk para kadernya #GraceAdalahKami
— IG: Nong Andah Darol Mahmada (@nongandah) November 22, 2018
Agama selalu d salah gunakn. Yg waras jgn diam. Saatnya lawan.
Sis ketum @grace_nat doa kami menyertaimu. #GraceAdalahKami pic.twitter.com/XJi4yn4jQG— Ramlan Gumilar (@Ramlandim) November 22, 2018
#GraceNatalieAdalahKami (*)