Komitmen Kominfo untuk mewujudkan jaringan internet yang merata di Papua itu patut diacungi jempol. Tantangan geografis, distribusi serta keamanan menjadi kendala utama tapi tak membuat Kominfo kendor. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan 1.811 site tower base transceiver station (BTS) di Papua. Dari jumlah tersebut terpecah 1.200 site untuk pegunungan tengah dan sisanya di Jayapura dan Timika.
Dengan area pegunungan maka ada banyak blank spot yang nanti bisa teratasi. Bayangkan nggak mudah untuk membangun tower BTS dengan kondisi demikian dengan dibayangi kompleksitas baik itu keamanan, menghadapi masyarakat yang ada di sana menjadi tantangan tersendiri. Tapi Kominfo dengan berbekal pengalaman dan pendekatan bijak berupaya keras mencapai target pembangunan BTS di Papua ini.
Tapi tantangan besar itu sudah dimulai dari pendistribusian apalagi Papua itu di area paling timur Indonesia. Menggunakan jalur laut, pendistribusian material pembangunan tower base transceiver station (BTS) 4G dimulai dari Jakarta dengan waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai di Pulau Papua kurang lebih 14 hari.
Sesampainya material di pelabuhan, proses bongkar material tersebut pun harus dilakukan pemisahan untuk mempermudah pendistribusian ke gudang. Tidak hanya itu, kendala ketersediaan mobil kontainer juga menjadi hambatan pendistribusian material ke warehouse. Seperti diketahui, ketersediaan kontainer khususnya di Papua masih sangat terbatas.
DIi warehouse selanjutnya dilakukan pengelompokan material untuk memudahkan saat proses perakitan. BAKTI Kominfo pun menyediakan dua gudang yakni indoor dan outdoor. Kedua gudang tersebut diisi oleh sejumlah material tower yang bisa diletakan di luar ruangan dan dalam ruangan sehingga dapat meminimalisir risiko kerusakan.
Benyamin Sembiring selaku Government Public Relation and Transportation PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera menambahkan, keamanan saat proses pendistribusian material begitu dinamis khususnya dari warehouse ke titik pemasangan.
Menurutnya, jika kondisi dinilai tidak aman maka pihak keamanan serta pemerintah daerah setempat akan memberikan pemberitahuan kepada pekerja. Mereka akan menyarankan kepada para pekerja untuk berhenti melakukan aktivitas.
Ia menambahkan, dari jumlah tersebut saat ini, sudah ada 10 tower on air dan 44 site lainnya sedang dalam proses konstruksi yang tersebar di sejumlah titik. Alferus menjelaskan dari 10 site yang on air 8 di antaranya tersebar di wilayah Kota Oksibil dan 2 lainnya di luar kota.
Untuk menggenjot pembangunan tower BTS 4G, lanjutnya, ada sejumlah langkah yang dilakukan oleh Kominfo. Salah satunya dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan cara melakukan sosialisasi terkait manfaat pembangunan proyek tersebut. Mengingat keamanan kerap menjadi biang kerok terhambatnya proses pembangunan tower BTS 4G.
Selain sosialisasi, pihaknya pun turut melibatkan masyarakat setempat dalam proyek pembangunan tersebut. Sehingga diharapkan masyarakat yang terlibat memiliki rasa pemilikan dan akan merawat tower BTS 4G.
Sementara itu, Head of Supply Chain Management PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera Meita Dwivernia selaku mitra Bakti Kominfo menambahkan dari total target 1.811 BTS ada sekitar 800 BTS yang telah dibangun di berbagai wilayah di Papua.
Agar proyek tersebut segera rampung, pihaknya terus berupaya agar mampu menyelesaikan sekitar 200 BTS di setiap bulannya. Sebab saat ini, sebagian material tower yang berada di warehouse sudah didistribusikan ke desa yang akan dipasang BTS.
Mantap kerja keras Kominfo, warga Papua tentunya yang akan menikmati faedah dengan pembangunan infrastruktur digital ini.