Selama nyaris 2 minggu pada Juni silam institusi Polri jadi bulan-bulanan publik. Itu dipicu oleh kemunculan Djoko Tjandra yang selama 11 tahun buron atas kasus cessie Bank Bali. Sejumlah petinggi Polri kemudian diseret-seret atas kemunculannya yang bagai leluasa bisa ke sana ke mari dengan status buronnya.
Akibatnya institusi Polri pun disorot publik bahkan tak sedikit yang mencerca, terutama setelah muncul berita di beberapa media kalau Kakorwas PPNS Bareskrim yakni Brigjend (Pol) Presetijo Utomo dinilai berperan penting pada lolosnya buronan belasan tahun tersebut leluasa keluar negeri (Malaysia).
Kita yang mulai merasakan hasil reformasi birokrasi di tubuh Polri selama beberapa tahun belakangan ini pun menyesalkan hal tersebut. Citra Polri yang tadinya sudah dekat dengan rakyat atas upaya keras Jenderal Tito Karnavian berlanjut ke Idham Aziz harus tercoreng karenanya.
Komjend (Pol) Listyo Sigit Hadir Membalikkan Keadaan
Beruntung, “cidera” yang dialami Polri tersebut berhasil dipulihkan dengan sangat gemilang dalam tempo yang tidak berselang lama. Hanya butuh waktu dua minggu, cercaan publik berbalik jadi sanjung puji. Salut!
Kita patut apresiasi tinggi kinerja POLRI di masa kepemimpinan Jenderal Idham atas keberhasilan ini. Tokoh yang disorot atas keberhasilan ini tentu saja Kabareskrimnya yakni Komjend (Pol) Listyo Sigit. Kabarnya, atas perintah langsung Presiden Joko Widodo kepada Jenderal (Pol) Idham Aziz, Kapolri itu pun langsung membentuk tim penangkapan Djoko Tjandra. Yang dipercayai oleh Jenderal Idham sebagai ketua tim adalah Komjend Listyo.
Dalam tempo dua minggu, perwira tinggi kelahiran Ambon, Maluku pada 5 Mei 1969 itu akhirnya bersama tim yang dia pimpin dan atas kerja sama dengan Polisi Diraja Malaysia berhasil menunaikan tanggung jawabnya secara gemilang: Djoko Tjandra ditangkap di Malaysia dan kemarin, Kamis (30/07/2020), tiba di tanah air. Citra Polri pun seketika pulih atas keberhasilan ini. Bravo!
Siapa Komjend (Pol) Listyo Sigit?
Menariknya adalah Komjend Listyo rupanya tak lain dari perwira tinggi kepolisian yang tercatat pernah menjadi ajudan Joko Widodo. Karena itu, melengkapi tulisan ini, tak ada salahnya bila kita menyimak sedikit perjalanan karir beliau di kepolisian berikut ini.
Listyo Sigit Prabowo merupakan jebolan Akademi Kepolisian atau Akpol 1991. Kariernya terbilang moncer. Lulus Akpol, karier Listyo dimulai sebagai anggota Polres Tangerang yang kala itu masih berpangkat Letnan Dua (Letda).
Pada 1998, ia telah menjadi Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi (Kapuskodalops) di Polres Tangerang. Kala itu, ia berpangkat sebagai Kapten atau setara dengan Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Selain itu, Listyo Sigit pernah beberapa kali menduduki jabatan di daerah Jawa Tengah. Semula pada 2009, suami Juliati Sapta Dewi Magdalena itu menjabat sebagai Kapolres Pati. Tak lama, ia dipindah menjadi Kapolres Sukoharjo pada 2010 lalu menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang.
Pada 2011, Listyo Sigit menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo.
Kedekatan keduanya terjalin sejak saat itu: Listyo Sigit menjabat sebagai Kapolresta Solo sedangkan Jokowi menjadi wali kotanya.
Saat Listyo menjabat sebagai Kapolresta Solo tersebut itu pula, terjadi kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton.
Kemudian, pada 2012, saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, Sigit Prabowo dirotasi ke Jakarta untuk menjabat sebagai Asubdit II Dit Tipdum Bareskrim Polri.
Di tahun berikutnya, Listyo Sigit Prabowo bertugas di Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara.
Namun, saat Jokowi terpilih menjadi presiden pada 2014, kemudian Listyo diangkat sebagai ajudan presiden.
Ceritanya, waktu Kapolri saat itu Jenderal (Purn) Sutarman mengajukan empat nama sebagai calon ajudan Presiden, Jokowi langsung menunjuk Listyo Sigit tanpa keraguan sedikit pun.
Seperti dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 21 Oktober 2015, Jokowi memilih atas pertimbangan sebagai orang yang pernah “dekat” dengannya untuk memastikan kerjanya sebagai ajudan presiden bisa berjalan optimal.
Dua tahun menjadi ajudan Jokowi, Listyo Sigit dimutasi menjadi Kapolda Banten dan mendapat kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.
Setelah itu, ia mendapat promosi sebagai Kepala Divisi (Kadiv Propam) pada 2018 dan resmi menyandang pangkat bintang dua atau inspektur jenderal. Lalu, Listyo ditunjuk sebagai Kabareskrim oleh Idham Azis pada 6 Desember 2019.
Penunjukan itu dilakukan setelah jabatan tersebut kosong selama lebih dari sebulan sejak Jenderal (Pol) Idham Azis dilantik sebagai Kapolri pada 1 November 2019.
Kini, sebagai Kabareskrim POLRI, dia telah dengan gemilang berhasil memulihkan citra Polri yang tercoreng akibat Djoko Tjandra yang lolos kabur ke luar negeri dengan menyeretnya kembali ke tanah air untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di depan hukum.
Proficiat POLRI!