Teman… Bukan kebetulan tuh demo di Papua berakhir rusuh. Demo di Hongkong juga dalam waktu berdekatan itu rusuh. Khusus Hongkong, baru kali ini lho demonya jadi rusuh.
Oke, kita mulai dulu dengan settingan sejarah perang Teluk. Pernah saya tulis di halaman FB saya, bahwa motivasi penguasaan minyak di teluklah perang Teluk terjadi. Sehabis perang melawan Iran, negara Irak mengalami kebangkrutan ekonomi. Karenanya, mereka hendak aneksasi Kuwait.
Mirisnya, Kuwait baru saja beri bantuan berupa pinjaman hutang ke Irak saat itu. Tapi Irak tuntut supaya hutang itu dihapus. Bahkan tak cuma tuntut lunas, Irak bahkan mencaplok Kuwait. Kuwait tidak terima lalu melawan.
Di sela2 perang itu, tersebutlah seorang remaja berusia 15 tahun bernama NAYIRAH yang berkesaksian di Kongres bidang HAM amerika Serikat kalau tentara Iraq sangat bengis. Bayi-bayi di inkubator di rumah-rumah sakit diambil dan dibiarkan tergeletak di lantai.
Dunia pun marah. Amerika dan sekutunya pun oleh PBB diberikan mandat utk tundukkan Irak. Irak pun luluh lantak, ga berbentuk sekarang ini. Belakangan, ternyata kesaksian Nayirah HOAX. Benar, Irak invasi Kuwait, tapi tak benar tentaranya sebengis itu. Irak habis, menyusul pula berikutnya adalah Suriah, lalu Libya.
Ah hampir lupa juga untuk singgung bahwa Al Qaeda di Afghanistan dulunya merupakan sekutu lokal bentukan Amerika dalam perang melawan komunis Uni Sovyet. Belakngan Al Qaeda jadi apa? Semua sudah tahu kan?
Nah, di Suriah dan Libya, ISIS dibentuk. Perang saudara berkecamuk. Qhadafi tewas di tangan rakyatnya sendiri, entah nanti nasib Basyar. Yang jelas negara-negara yang tadinya makmur dari hasil minyak buminya kini jadi negara-negara penuh darah.
Tapi jalur dan tambang minyak kini setidaknya dikuasai jaringan kapitalis global yang dengan topeng kemanusiaan dan perdamaian ke sana, dudukkan orang2 mereka, yang mudah didikte, yang penting kekuasaan aman, aliran petro dollar juga tetap mulus masuk ke kantung para kapitalis global.
Itu belum cukup. Pokoknya kekayaan dunia harus mereka kuasai. Maka, mereka kini mulai menyasar ke sini nih, ke HONGKONG dan Papua.
Hongkong digoyang, karena sasarannya adalah China yang nyata2 telah dengan senyap berhasil menyalib perekonomian Amerika Serikat. AS sendiri adalah markas besarnya kapitalis dunia. Ganggu kepentingan Amerika sama saja ganggu kepentingan kapitalis global ini.
RENMIBI yang diberlakukan China adalah pukulan lain terhadap kepentingan kapitalis. Minyak tidak lagi dijual beli pakai dollar yang membuat Amerika makin kelojotan. Maka, China perlu diprovokasi lewat aksi demo Hongkong. Sayang sekali, mereka kurang cermat berhitung.
China meski diprovokasi berulang kali selama ini, dia memilih diam. Dalam diam, membangun persenjataan yang jauh lebih canggih, lebih dahsyat dibanding Amerika sekalipun. Di sisi lain, Amerika tidak mampu untuk upgrade persenjataannya karena kas mereka berkurang jauh untuk membiayai perang sejak perang Teluk tadi.
Papua? Papua perlu dibuat bergolak karena ada kepentingan Freeport di situ. Ada gunung emas dan berbagai jenis tambang lain di sana.
Belum lagi, pemerintahan Jokowi selama 5 tahun yerakhir ini memang nyata2 memacetkan pundi2 mereka. Eh, bahkan ada niat pula mau pulangkan aset senilai 7000 T di bank2 di Swiss. Emang beneran ada duit cash segitu di bank2 sana?
Enggaklah. Oleh bank2 itu tentu diputar di berbagai bisnis yang antara lain bisa saja bersinggungan dengan jaringan kapitalis global ini. Bayangkan bila ditarik tuh duit 7000 T, bisa bangkrut bank2 di swiss, Indonesia ketiban untung. Wajar kalau jaringan ini meradang!
Hehehe…belum lagi kalau diusut itu duit atas nama siapa dan bagaimana bisa sampai di Swiss.
Ah, kita kayaknya perlu membongkar siapa sesungguhnhya otak di balik G/30/S pada 54 tahun silam.
Sebab, segera setelahnya, Orde Baru naik, Soekarno yg anti Amerika diturunkan lewat Supersemar yang tdk tahu juntrungannya kini ada di mana. Yang jelas, konon duit 7000 T di Swiss itu ada kaitannya ama Orde Baru.
Benang merahnya monggo dibaca kini:
Rusuh Papua dipicu provokasi rasis di Surabaya yg gak ada fakta kejadiannya, hanya fitnah. Di sana terlibat PP, pimpinan Yorris yang meski berdarah Papua, amat dekat dengan Cendana, antek Orde Baru.
Papua kini rusuh dg dalih demo tuntut kemerdekaan. Nah, Papua merdeka maka kita akan ingat OPM yang mana memiliki kantor utama pergerakannya di London, kota di mana kerusuhan di Hongkong juga dikonsepkan.
Pokoknya saya bilang juga apa, bukan kebetulan Pangeran Cendana nyaleg dr Papua Barat kemarin. Sebab, kalau tak berhasil tumbangkan Jokowi, setidaknya bisa bisa “berbuat” sesuatu di jantung kepentingan: Sumber Daya Alam Papua.
Sampai sini, kalian masih mau diprovokasi? Satu kata saja: LAWAN!
Catatan: Gambar Tak Mewakili Narasi.(*)
Catatan Redaksi: kolom Celoteh Netizen adalah kolom khusus dari Narasikita untuk menampilkan status-status di medsos netizen yang dirasa layak. Status-status tersebut tidak harus viral, tapi paling penting bersifat informatif dan edukatif.