Sumpah, hujan baru dua jam, Jakarta sudah seperti kena Azab. Dulu ngecrotnya di dalam Colosseum dan Alexis saja sudah cukup di era Ahok. Sekarang di era gabener gurun, banjirnya sampai di luar-luar, kena ke SCBD, Senayan, GBK dan beberapa tempat vital. Bukan alat vital saja. Jakarta kena banjir luar dalam. Ngeri banget.
Jakarta saat ini seperti kena azab. Padahal pemimpinnya adalah pemimpin yang begitu dianggap keturunan ningrat karena ada nama Arab di belakangnya. Ini adalah ironi terberat. Dulu di era Ahok yang dicap kafir, Jakarta tidak sehancur kali ini.
Memang orang yang bermain-main dengan agama, satu kota akan kena azab. Coba lihat saja Jakarta kali ini. Parah. Berapa banyak orang yang akan kehilangan waktunya untuk bekerja dan tidak dapat gaji karena banjir yang semakin menggila ini.
Tidak sampai seharian hujan, Jakarta sudah kelelep seperti banjir besar terjadi di Arab yang bergurun itu. Pemimpin seiman, ternyata akan mendatangkan azab bagi warga Jakarta. Kalau bahasa gaulnya, Jakarta seperti tertimpa karma akibat buruknya dan kacaunya pimpinan mereka.
Banjir itu tulah bagi Jakarta. Bertobatlah warga Jakarta, sebelum masuk musim penghujan yang sesungguhnya. Baru warming up saja sudah hancur lebur. Bagaimana nanti hujan yang sesungguhnya? Musim penghujan, mendatangkan musim penghujat.
Selamatkan dirimu, wahai warga Jakarta. Mungkin si gabener gurun yang berkoar-koar suruh air diserap dan masuk ke tanah, lebih dahulu harus dimasukkan ke tanah. Hahaha. Semoga saja dengan demikian, Jakarta selamat dari banjir.