• Redaksi
  • Info Iklan
  • Kirim Tulisan
  • Daftar
Sunday, May 29, 2022
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
narasikita.com
  • Home
  • Politik
  • Sejarah
  • Internasional
  • Celoteh netizen
  • Cerpen
  • Hiburan
  • Home
  • Politik
  • Sejarah
  • Internasional
  • Celoteh netizen
  • Cerpen
  • Hiburan
No Result
View All Result
narasikita.com
No Result
View All Result

Ahok dan Hilarry Clinton, Korban Demokrasi

Demokrasi memerlukan jiwa besar. Salah satunya jelas siap kalah.

oleh Susy Haryawan
12/09/2018
di Internasional, Nusantara, Politik, Sosial
0
Ahok dan Hilarry Clinton, Korban Demokrasi

Ahok dan Hilarry Clinton, Korban Demokrasi (Dok. Istimewa)

44
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Susy Haryawan

Demokrasi itu salah satu cirinya adalah menang dengan suara terbanyak. Soal suara diperoleh dengan manipulasi, mengubah persepsi, atau membeli pemilih, itu bisa saja terjadi.

Maka perlu lembaga-lembaga yang menjamin bahwa kecurangan tidak bisa terjadi, itu mungkin utopis, minimal ya bisa sebisa mungkin yang terbaik. Di Indonesia, ada Bawaslu, KPU, DKPP, MK, peradilan dari PN hingga MA, dan itu dibuat untuk meyakinkan bahwa demokrasi berjalan dengan semestinya.

Potong kompas di desa-desa sudah terjadi, suara pemilih dibagi dua dikalikan dengan X rupiah dengan berbagai cara untuk mengikat pemilih untuk menjadi kepada desa, dan itu sudah mulai menggejala. Tidak perlu susah payah membangun reputasi dan prestasi, ada uang, jabatan pun kepegang.

Namun namanya manusia, diberi bekal akal budi, belum tentu hal baik yang dihasilkan, kecerdikan, kepandaian, dengan kemajuan teknologi, toh makin mudah dan makin canggih tipu muslihat, membelokan persepsi, dan mengolah hasil yang bisa seolah-olah benar, padahal salah.

Baca Juga :

Menyambut Bebasnya BTP, 6 Panelis akan Tampil dalam Diskusi Publik

Maaf ya Mba Puput, Bukan Kamu tapi Aku yang Akan Dinikahi Ahok

Dilelang Baju Kotak-Kotak dan Buku ‘A Man Called #Ahok’

Demokrasi yang baik sejatinya memperlukan yang namanya sikap ksatria untuk siap menang dan siap kalah. Ini yang membedakan kualitas berdemokrasi. Ketika demokrasi itu asal suara terbanyak, ya sudah uang, kekerasan, tekanan, dan manipulasi bisa menjadi panglima yang menguntungkan.

Orang yang mengintimidasi pemilih itu sejatinya tidak siap kalah, mereka merasa mampu, yang pada dasarnya sama sekali tidak mampu, maka mereka membuat pemilih bingung dengan berbagai cara.

Hal 1 dari
123Berikut
Tags: AhokDemokrasiHilary Clinton
Susy Haryawan

Susy Haryawan

Berikutnya
Maaf ya Mba Puput, Bukan Kamu tapi Aku yang Akan Dinikahi Ahok

Maaf ya Mba Puput, Bukan Kamu tapi Aku yang Akan Dinikahi Ahok

My Tweets

Populer

  • Ustad Abdul Somad

    Surat Terbuka Untuk Saudaraku Ustad Abdul Somad

    2 shares
    Share 1 Tweet 1
  • Sedih.. Seekor Nyamuk Mati Akibat Menghirup Kentut Uganda :(

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terkuak! Akun @KatolikG Mengungkap, Slamet Hari Natal Ternyata Islam

    181 shares
    Share 181 Tweet 0
  • Analog Switch Off Sudah Dimulai, Ayo Beli Set Top Box

    1 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini List Asset Negara yang Digondol Roy Suryo

    17 shares
    Share 17 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

© 2018 www.narasikita.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Sejarah
  • Internasional
  • Celoteh netizen
  • Cerpen
  • Hiburan

© 2018 www.narasikita.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Password Reset
Please enter your e-mail address. You will receive a new password via e-mail.