Transformasi digital melibatkan inovasi digital. Di tengah sorotan minimnya inovasi di negara kita dibanding negara-negara lain di ASEAN maka agenda Kominfo dan Kemendikbud Ristek Dikti akan jadi pemicu untuk mendorong inovasi itu secara masif di negara kita ini. Agenda Presidensi G20 dari Kominfo adalah post covid recovery dan konektivitas lalu literasi digital menjadi sangat relevan di tengah situasi saat ini. Untuk bangkit, beradaptasi dan bertransformais itu butuh inovasi yang terus menerus. DI sisi lain literais digital akan membawa para netizen untuk semakin cakap menggunakan semua informasi di internet untuk mengembangkan diri dan potensinya menjawab tantangan zaman.
Di sisi lain masih dalam Presidensi G20 Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengumumkan agenda prioritas yang akan didorong pemerintah Indonesia dalam Forum G20 yang bsalah satunya adalah teknologi digital dan ini terkait erat dengan Kominfo dan agendanya di Presidensi G20. Klop kan? Ini memang dilakusan secara bersinergi dan berkolaborasi.
“Ada empat agenda prioritas bidang pendidikan yang akan kami perjuangkan sebagai pimpinan Kelompok Kerja Pendidikan G20, dan nanti ketika pertemuan puncak dengan menteri-menteri pendidikan. Pertama, Pendidikan Universal yang Berkualitas. Kedua, Teknologi Digital untuk Pendidikan. Ketiga, Solidaritas dan Kemitraan. Keempat, Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19,” jelasnya dalam Siaran Langsung Kick Off G20 on Education and Culture melalui kanal YouTube KEMENDIKBUD RI, Rabu (09/02/2022).
Setuju dengan pemaparan Menteri Nadiem yang menyatakan bahwa momentum kepemimpinan ini tepat di tengah tantangan dan disrupsi global ini. Tepat dalam pengertian karena pada saat seperti inilah Indonesia dapat menunjukkan karakter bangsa yang luar biasa dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman.
“Presidensi G20 Indonesia yang diterima Bapak Presiden Joko Widodo pada Desember 2021 adalah sangat tepat, karena kita di Indonesia, dan semua negara di dunia saat ini sedang berupaya bangkit dari pandemi Covid-19. Salah satu nilai dasar dari bangsa kita, yakni gotong royong, semakin penting untuk membantu kita dan dunia untuk pulih dan bangkit,” ujarnya.
Berkaitan dengan agenda prioritas bidang pendidikan, Mendikbudristek menyampaikan sejumlah terobosan Merdeka Belajar akan diperkenalkan kepada dunia sebagai praktik baik dan contoh untuk direplikasi oleh negara-negara lain di dunia. Mendikbudristek berharap Indonesia dapat menginspirasi negara-negara maju dan berkembang, sekaligus mendapatkan kemitraan yang bermanfaat. Pada bidang kebudayaan, Menteri Nadiem mengatakan Indonesia mengajak dunia untuk mendorong praktik-praktik hidup berkelanjutan berbasis budaya dan tercetusnya konsensus global untuk mencapai hal tersebut.
Inilah momen Mendikbudristek mengajak para warga dan pemimpin dunia untuk bisa bersinmergi dan berkolaborasi menghasilkan aksi yang nyata dan bermakna. Tema G20 ‘Recover Together, Recover Stronger’ jadi aksi nyata dan bermakna untuk menjadi pelecut inovasi yang bisa berdampak lebioh bagi negara kita. Semangat untuk pulih dan bangkit bersama itu adalah dengan sadar bahwa harus banyak terobosan dan kreatiivitas yang digarap untuk menghadapi tantangan dan merespon perubahan demi perubahan yang sangat cepat pada saat ini.
Berdasarkan hasil survei Katadata dan Kementerian Kominfo, tingkat literasi digital di Indonesia hanya sedikit mengalami peningkatan, dari 3,46 % di tahun 2020 menjadi 3,49 di tahun 2021. Memang ada peningkatan 0,03%. Ini memang PR besar yang harus diselesaikan untuk peningkatan literasi digital di Indonesia. Demikian pula dengan kecakapan digital yang perlu banyak improvement, yang perlu kita perbaiki bersama-sama sebagai sebuah ekosistem baik di level nasional maupun global.
Kolaborasi Kemendikbud Ristek Dikti dan Kominfo akan mendorong pembudidayaan ruang digital menjadi ruang interaksi masyarakat. jadi harus bers dulu di kalangan kita sebagar masyarakat dan terutama para pelajar dan mahasiswa untuk bisa memiliki rasa kebersamaan, visi bersama dan upaya saling menghormati untuk saling menghargai diikuti kerjasama dan kolaborasi satu dengan yang lain.
Kecakapan digital itu jelas berkaitan dengan memanfaatkan ruang digital untuk tujuan produktif. Dengan adanya kesadaran dan melihat bagaimana potensi ruang digital ini tak hanya menjadi tontonan atau ruang untuk menyebar hoaks dan penipuan, seharusnya ruang digital itu dimanfaatkan untuk sesuatu yang sangat produktif. Jadi jelas-jelas ini nyambung banget yaitu poin literasi digital serta kecakapan digital.
Sayang waktu dan tenaga disia-siakan hanya untuk meluapkan emosi, kebencian atau mengumbar emosi semata. Ketika menyadari bahwa ruang digital itu adalah media untuk pengembangan talenta digital maka niscaya akan muncul inovasi demi inovasi yang harapannya akan membawa dampak positif bagi bangsa kita.