Nusa Tenggara Timur, propinsi yang mempunyai banyak spot pariwisata nan eksotis, tapi karena salah pengelolaan, menjadi daerah dengan banyak kawasan tertinggal. Itu cerita dulu, ketika pemimpin negeri ini hanya membangun bagian barat Indonesia, khususnya Jawa.
Nusa Tenggara Timur sungguh tidak layak menjadi daerah tertinggal karena NTT menyimpan potensi yang dahsyat terutama dari sektor pariwisata.
NTT yang dikelola dengan baik akan menjadi daerah unggulan di Indonesia.
Dan jangan lupa juga bahwa di tanah NTT lah Pancasila terlahir yaitu ketika Bung Karno mengalami pembuangan di Ende.
Di era Presiden Joko Widodo, pembangunan dilaksanakan merata.
Bahkan pembangunan di Indonesia timur digenjot agar saudara-saudara di Indonesia timur juga bisa merasakan fasilitas yang sama dengan bagian Imdonesia lainnya.
Nusa Tenggara Timur kini semakin seksi.
Selain adanya Mandalika yang didalamnya ada sirkuit internasional yang sangat mengesankan, terbukti dengan banyaknya pujian yang keluar dari para pembalap yang baru saja mengikuti ajang World Superbike 2021, juga banyak pemirsa, baik langsung maupun melalui layar kaca memuji keindahan sirkuit Mandalika.
Setelah gelaran World Superbike, pada maret 2022, di Sirkuit Mandalika juga akan digelar Moto GP dan bukan tidak mungkin suatu saat nanti balapan Formula 1 juga akan disekenggarakan disana.
Pariwisata di NTT juga terus digalakkan dengan dukungan infrastruktur yang terus dibangun.
Johnny Plate selaku Menkominfo yang berasal dari NTT juga tidak mau kalah. Tidak hanya di kota besar, sampai desa terpencilpun diupayakan mendapatkan akses Internet.
Sejumlah desa terpencil di enam belas kabupaten di NTT, kini telah mendapatkan akses Internet.
Daerah yang dulunya merupakan daerah blank spot kini telah berubah menjadi daerah dengan akses internet seperti daerah lain di Indonesia .
Desa- desa terpencil itu telah dapat mengakses Internet karena
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) menuntaskan pembangunan 405 base transceiver station (BTS) dan 16 repeater di provinsi tersebut.
Aba Maulaka, Kepala dinas komunikasi dan informatika NTT mengatakan bahwa tanah yang digunakan untuk BTS disediakan oleh para bupati di wilayah tersebut.
Eloknya lagi, Johnny Plate mengatur 40 % tenaga kerja yang digunakan pada pembangunan BTS harus masyarakat lokal.
Ini adalah suatu pemberdayaan masyarakat lokal sehingga disaat pandemi seperti sekarang ini, masyarakat lokal dapat bekerja, mendapatkan penghasilan dari proyek pembangunan BTS yang dilakukan.
Ketika pemerintah daerah, dari Gubernur sampai kebawah dapat bersinergi dengan baik untuk mendukung infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah pusat maka hasilnya akan sangat baik dan dapat dinikmati oleh masyarakat setempat.
Saking berterima kasihnya kepada Menkominfo Johnny Plate, masyarakat NTT melalui Kepala dinas Kominfo NTT, Aba Maulaka mengundang Johnny Plate untuk menyapa masyarakat desa terpencil yang sudah terakses Internet, secara daring pada hari jadi NTT, 20 Desember nanti.
Masih ada beberapa desa di NTT yang belum terakses internet, oleh karena itu pembangunan infrastruktur berupa BTS dan repeaternya terus dibangun sehingga dalam waktu yang tidak lama lagi seluruh desa terpencil di NTT dapat terakses internet.
Dengan telah teraksesnya internet, maka desa-desa yang dulunya lambat menerima informasi, sekarang dapat mengakses informasi dalam waktu yang sama dengan daerah lain di Indonesia.
Internet, sebagaimana kita ketahui bersama juga dapat menjadi alat pemberdayaan ekonomi warga dimana salah satunya mereka menjadi mudah untuk memasarkan produk dari daerah mereka.
Kerja apik Presiden Jokowi yang telah berlelah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui jajaran menterinya termasuk Menkominfo Johnny Plate, pastinya akan membuka peluang berkembangnya NTT, yang akan membuat masyarakat NTT bisa mengalami kemajuan di segala bidang.
Semoga apa yang dilakukan pemerintah pusat melalui Johnny Plate, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat NTT termasuk masyarakat di desa terpencilnya.
Salam Narasikita, Sis Duwur.
Sumber :