Meski bukan tupoksinya, namun peran Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam pengembangan startup dan UMKM patut diacungi jempol. Di bawah kepemimpinan Johnny G Plate, Kominfo meluncurkan serangkaian program yang dirasakan manfaatnya oleh pelaku usaha startup dan UMKM.
Khusus bagi pelaku usaha startup, Kominfo membagikan tiga jurusnya dalam menghadapi perubahan geopolitik pasca konflik Ukraina-Rusia.
Sebagaimana yang dirasakan oleh pelaku startup, perubahan geopolitik akibat serbuan Rusia ke tanah Ukraina telah menimbulkan tekanan ekonomi di hampir semua negara, tak terkecuali Indonesia. Sejumlah dampak pun dirasakan mulai dari supply chain, finansial, inflasi dan krisis energi.
Menghadapi tantangan global itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mendorong startup digital melakukan tiga aksi untuk meningkatkan resiliensi.
“Kita perlukan aksi (nyata) dalam situasi seperti ini. Pertama keberpihakan pada produk dalam negeri. Kedua, efisiensi tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja. Dan ketiga, mengedepankan model usaha yang mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi pasar,” ungkapnya dalam Forum Ekonomi Digital Kominfo V, di Grand Hyatt Hotel, Jakarta Pusat pada 1 Desember 2022.
Jurus Pertama Kominfo, Wejangan untuk Startup
Menurut Menkominfo Johnny G Plate, aksi pertama yang harus dilakukan adalah keberpihakan pada produk dalam negeri, terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Aksi ini diperlukan sebab, selain akan menopang aktivitas ekonomi digital di sektor distribusi atau platform lokapasar (marketplace), aksi ini juga dapat menggerakkan perekonomian nasional yang ditopang oleh UMKM.
Oleh karena itu, masih menurut Johnny G Plate pelaku ekonomi digital/startup harus dapat membangun komitmen bersama untuk meningkatkan keberpihakan kepada pelaku UMKM.
“Bapak Presiden Joko Widodo mengingatkan untuk beli dan berpihak pada produk dalam negeri. Kalau kita ingin menghadapi winter ini, potensi stagflasi (stagnasi dan inflasi) yang tinggi, perhatikan keberpihakan secara affirmative untuk belanja produk hasil karya anak bangsa di dalam negeri. Di sektor digital, saya juga minta itu,” ajaknya.
Menkominfo Johnny Plate juga menerangkan bahwa selama berlangsungnya tekanan ekonomi, setiap negara lebih mengutamakan produk dalam negeri masing-masing. Dalam tekanan ekonomi seperti sekarang ini, Indonesia masih beruntung sebab bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
“Kekuatan Indonesia adalah di sektor UMKM. Sektor UMKM kita akan mewarnai juga digital ekonomi, e-commerce Indonesia. Ini semua pasti karena ada satu langkah affirmative yang kita lakukan,” tandas Menkominfo Johnny G Plate pada kesempatan yang sama.
Dalam forum Forum Ekonomi Digital Kominfo V yang mengangkat tema “Musim Dingin Startup Digital: Dampak dan Tantangan Terhadap Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia” ini dihadiri oleh perwakilan lembaga pemerintah, CEO, founder dan pimpinan puncak ekosistem ekonomi digital.
Setiap peserta yang hadir menyampaikan isu strategis sesuai problem statement yang diusulkan dalam forum. Sekaligus mendiskusikan dan mendalami sesuai pemahaman dan pengalaman masing-masing.
Pada kesempatan tersebut, Menkominfo Johnny G. Plate didampingi Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel A. Pangerapan, Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika I Nyoman Adhiarna, dan Direktur Pemberdayaan Informatika Ditjen Aptika Bonie Pudjianto.
Hadir pula Ketua Umum Indonesia e-Commerce Association (idEA) Bima Laga, Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (AMVESINDO) Markus L. Raharja, Direktur INDEF Tauhid Ahmad, dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Ibrahim Kholilul Rohman.
Jurus Kedua dan Ketiga Kominfo Kuatkan Startup
Terkait aksi kedua yang berkaitan dengan efisiensi, Menteri Johnny mengharapkan agar pelaku startup digital bisa menerapkan strategi agar tetap menjaga model usaha yang resilien. Dalam menghadapi tantangan ekonomi, Menkominfo mengingatkan agar tech startup tidak hanya menyelamatkan satu persoalan tapi membuat persoalan baru yang lebih besar.
“Jadi tantangannya di satu sisi terjadi stagflasi, di sisi yang lain, kita di dalam negeri masih bisa bertahan. Kita bisa lakukan efisiensi, tapi efisiensi tidak sama dengan layoff. Jadi tolong kita perhatikan baik-baik,” ujarnya.
Oleh karena itu, Menteri Johnny mengajak tech-founders, eksekutif, investor, inkubator, asosiasi, dan pemerintah terus mendorong ekosistem ekonomi digital tetap resilien.
“Kolaborasi multipihak untuk kita bangun. Karena Presiden menekankan betul fokus, fokus, fokus, dan fokus. Kolaborasi multipihak penting untuk menjaga resiliensi kita,” tandasnya.
Masih berkaitan dengan dukungan resiliensi perusahaan startup, Menkominfo mengingatkan pelaku startup digital menjaga sumber pembiayaan. Bahkan, Menteri Johnny juga mendorong pemanfaatan Digital Innovation Network.
“Manfaatkan sumber pembiayaan yang sudah committed. Pemerintah dalam G20 yang lalu, telah mendorong Digital Innovation Network yang menjadi bagian dari Bali Declaration. Tapi policy makro itu diterjemahkan secara konkret di lingkungan perusahaan masing-masing,” jelasnya.
Menkominfo mengajak pelaku startup digital mencari jalan baru dan model usaha yang inovatif, mampu mendisrupsi pasar dan memberikan solusi bagi berbagai permasalahan masyarakat.
“Musim dingin mengingatkan kita untuk menapak jalan baru, berinovasi agar kita dapat tumbuh melaju pada lintasan sektor ekonomi digital yang lebih resilien,” tandasnya.
Menteri Johnny menyatakan Indonesia bisa dan mampu menghadapi tantangan global dengan kolaborasi dari sektor digital. “Marilah kita juga tunjukkan bahwa sektor digital memang resilient di dalam negeri. Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” tegasnya.